Selasa, 27 Maret 2012

Pocong, Keranda Mayat, Kepala di Panci 1

ok gue punya sedikit cerita yang patut lu baca

begini ceritanya ... Ada sebuah keluarga sederhana yang hidup damai dan bahagia walau mereka hidup dengan keadaan pas-pasan, mereka hidup di kota besar Jakarta.

Suatu hari, seorang tetangga mereka meninggal dunia dan akan dikuburkan di sore hari selepas shalat ashar. Setiap ada yang meninggal, sebagian pengiring jenazah pasti melewati depan rumahnya, dan seluruh keluarga sederhana itu pun ikut melayatnya karena hampir semua keluarga mengenalnya berhubung masih satu RW. Pemakamannya dilakukan di sore hari, acara pemakaman pun lancar tanpa ada sedikit pun gangguan, dan para pengiring pun pulang kembali ke rumah masing-masing setelah mendoakan almarhum yang telah dikubur.

Malam menunjukkan jam 8 malam, keluarga sederhana itu sedang asik bersenda gurau di dalam rumah sambil menonton acara di televisi (warnanya tv-nya sudah pudar). Tak berapa lama ada suara ketukan pintu rumah, lalu anak ke tiga membukakan pintu rumah, tak ada satu pun manusia di depan rumahnya, hanya hembusan angin malam yang terasa (pintu pun di tutup kembali). Baru beberapa langkah, bunyi ketukan pintu pun terdengar kembali tapi lagi-lagi nihil tidak ada satu manusia yang bertamu ke rumahnya, hanya suara ketukan saja,

Anak ketiga pun berkata "Woi setan jangan ngerjain dong, nampakin diri loe, jangan ngumpet" (dengan keselnya dia pun menutup pintu kembali). Baru satu kali melangkah, terdengar kembali suara ketukan pintu. Tanpa basa-basi anak ketiga pun membalikkan badan dan membuka pintu. Alangkah kagetnya dia serasa jantung berhenti sambil memandang sosok POCONG di hadapannya dengan muka hitam gosong dengan mata yang melotot dan kapas yang masih menempel di lubang hidung.

Mereka saling menatap berhadapan, anak ketiga pun terpaku tanpa bisa bergerak sedikit pun, berbicara untuk memanggil saudaranya yang ada didalam pun sulit, dalam hati pun anak ketiga membaca surat al fatihah dan berdoa. Sontak POCONG pun menghilang dengan sekejap mata, dengan nafas yang terengah-engah seperti habis berlari dia pun menutup pintu. Keluarga yang ada didalam pun heran

Ayah: Kamu kenapa?
Anak ketiga: Itu beh, POCONG serem banget (lalu menceritakan ke seluruh keluarganya mengenai kejadian yang dialaminya, dan kedua adiknya pun ketakutan)
Ayah: Makanya kalau shalat tepat waktu, jangan ditunda-tunda
Anak ketiga: Iya ah, bawel banget sih (dengan santainya pergi ke kamar mandi dan berniat shalat)

Malam pun semakin larut, di depan tv hanya anak ke empat yang sedang asik menonton tayangan bola kesayangannya sementara anggota keluarga yang lain sudah tertidur pulas. Saat sedang asik-asiknya, anak ke empat kaget dengan suara besi yang digoyang-goyangkan (diorak-orak) disamping kanan rumahnya yang berasal dari tempat KERANDA MAYAT yang biasa disimpan oleh warga setempat (KERANDA MAYAT itu tersimpan di tempat yang terbuat dari besi berbentuk rumah yang berukuran 2 m X 3 m dan ada atapnya juga, pokoknya seperti rumah deh tapi kecil).

Anak ke empat pun cuek saja, lanjut deh tuh nonton bolanya. Tapi lagi-lagi suara besi tersebut muncul lagi sehingga membuat tersentak kaget anak ke empat. Dengan penasaran dia pun ingin melihat apa yang terjadi disamping rumahnya. "Asthagfirullahalazim" anak ke empat melihat KERANDA MAYAT bergerak tak beraturan ke kanan ke kiri ke atas ke bawah dengan suara yang sangat berisik seolah-olah ada yang menggerakkannya.

Angin pun berhembus dengan dinginnya menembus tulang. Anak ke empat pun masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu sambil bertanya dalam hatinya "Kenapa tuh KERANDA MAYAT?". Tak berapa lama suara pun menghilang dengan sendirinya. Anehnya, walaupun suaranya sekeras itu tapi saudara yang lain tidak ada yang mendengarnya padahal semua dinding rumah keluarga sederhana itu terbuat dari bilik (anyaman dari bambu). Akhirnya anak ke empat pun memilih tidur dari pada meneruskan menonton bola karena takut diganggu oleh mahluk halus/jin.
 
- Bersambung -

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar